Seperti yang kita ketahui pada tanggal 9 Maret 2016 akan terjadi Gerhana Matahari Total yang melewati beberapa daerah di Indonesia. Kejadian langka ini sebetulnya bukan untuk yang pertama kalinya pada tahun 1983 pada saat penulis masih kecil pernah juga, akan tetapi pada saat itu informasi belum segampang sekarang ini sehingga saat banyak ilmuan dari luar negeri seperti Belanda, Jerman, Amerika Serikat dan Francis serta Jepang dan berbagai negara lainnya berbondong-bondong mengamati dan mempelajari, kami disarankan untuk diam di rumah dan menutup semua jendela dikarenakan dianggap Gerhana Matahari Total akan membahayakan dan membuat mata buta.
Akan tetapi dengan perkembangan teknologi informasi saat ini sudah bisa diketahui cara yang aman untuk dapat melihat fenomena alam yang sangat langka terjadi tersebut. Ada beberapa alat diantaranya kacamata khusus untuk melihat langsung atau melalui media sederhana seperti alumunium dan kardus dengan lubang jarum untuk memantulkan gambar dan foto gerhana matahari sehingga kita tidak langsung melihat ke matahari.
Beberapa Hotel dan Penginapan di berbagai daerah yang terlewati Eclipse ini sudah dipastikan penuh oleh para turis mancanegara dari jauh-jauh hari seperti yang terjadi di Sulawesi. Diperkirakan 10.000 pengunjung dari dalam dan luar negeri akan menyaksikan gerhana matahari total (GMT) di Sulawesi Tengah pada 9 Maret. Hingga 1 Maret 2016, sudah tercatat sekitar 5.000 orang pengunjung dari berbagai negara di dunia yang mengonfirmasikan kehadirannya.
Karena hampir seluruh Hotel dan Penginapan di wilayah tersebut penuh akhirnya banyak yang memilih Villa dan Rumah Sewa milik warga yang berada disana.
Mereka adalah pencinta gerhana yang menamakan diri "eclipse hunter", ilmuwan, fotografer dan wisatawan. Akibatnya, kamar-kamar hotel mulai yang berbintang sampai kelas melati sudah terpesan penuh untuk empat hari, yakni 7 sampai 10 Maret 2016.
Provinsi berpenduduk sekitar 2,7 juta jiwa ini tampaknya memang lebih beruntung dibanding 11 provinsi lainnya yang akan dilintasi GMT, karena memiliki titik pantau terbanyak yang tersebar pada lima kabupaten yakni Sigi, Parigi Moutong, Poso, Tojo Unauna dan Banggai serta Kota Palu.
Kebetulan pada tanggal tersebut HdG Garut akan melaksanakan Event di Kampung Sampireun, semoga bisa berjalan dengan lancar dan aman. Berbagai persiapan dilakukan oleh para turis untuk mengabadikan dokumentasi foto dan Video Gerhana Matahari Total Tanggal 9 Maret 2016, bagaimana dengan anda? Apakah akan masuk ke kolong meja dan menutup semua jendela atau ikut menonton dan melihat fenomena alam yang langka dan unik tersebut?
No comments :
Post a Comment