Hutan Mati Gunung Papandayan Garut

Hutan Mati Gunung Papandayan Garut memberikan pelajaran sangat berharga bagi kami, hutan yang sudah mati saja tetap bisa memberikan keindahannya dan bermanfaat bagi sekitar, apalagi jika hutan bisa dirawat dan dilestarikan oleh berbagai pihak. 

Banyak orang yang menginginkan dan menikmati keindahan Hutan akan tetapi tidak siap untuk menjaga dan memeliharanya, Hutan Mati Gunung Papandayan merupakan simbol dari pentingnya Hutan dalam kehidupan alam semesta.


Saya sebagai salah satu Crew HdG Team yang harus paham dan mengetahui seluk beluk semua tempat wisata di Garut termasuk Hutan Mati Garut sehingga saya mencoba untuk menyempatkan diri berjalan-jalan kesana walaupun posisi saya di Back Office, akan tetapi HdG Team sebagai pemandu wisata terbaik di Garut dituntut untuk mengetahui secara detail situasi dan kondisi real di lapangan yang sesungguhnya. 



 Terlintas sesaat di pikiran saya saat mendengar hutan mati yaitu hutan yang angker, seram, gelap serta gersang. Namun saya tak menganggap ada hutan mati yang cantik serta eksotis seperti ini di Garut, tepatnya di Gunung Papandayan, Jawa Barat. Hutan mati ini yaitu lokasi hutan lebat yang terserang erupsi letusan gunung Papandayan pada 2002 lantas.

Ada di sini saya seperti ada di lokasi yang asing, bukanlah seperti di Indonesia. Walau sebenarnya tempat ini ada di Garut. Saya terbayang situasi yang digambarkan novel-novel fantasi Eropa.

Di hutan mati, berdiri tegak pohon yang komplit batang serta dahannya berwarna hitam namun tidak ada daunnya. Tanah di sini berwarna putih, tidak terlampau keras, agak lembek waktu dipijak.

Bila setelah hujan, ada genangan air yang menaikkan eksotisnya tempat ini serta bikin saya kerasan berlama-lama ada di sini. Terlebih bila turun kabut, panorama alamnya makin tampak indah. Cuma memerlukan saat 2-3 jam jalan kaki melalui kawah belerang yang agak curam. Hutan mati Gunung Papandayan jadi tempat favorite banyak pendaki.






Waktu saya bertandang, dari kejauhan terlihat sepasang calon pengantin repot bergaya ikuti arahan fotograher. Pakaian yang mereka gunakan ala bangsawan Eropa, komplit dengan balon warna-warni. Si fotografer memiliki rambut gondrong berjongkok, mengambil gambar dari celah dahan pohon berwarna hitam.

Tempat ini memanglah sering jadikan tempat photo pre wedding. Umumnya dari mereka yang pilih pre wedding di tempat ini umumnya yaitu yang mempunyai hoby mendaki. Saya cuma memerhatikannya dari terlalu jauh. Hingga pada akhirnya saya membulatkan tekad meminjam balon mereka untuk foto-foto dengan rekan-rekan yang lain.

Terkecuali jadi tempat favorite, hutan mati juga mempunyai spot paling baik bila mau nikmati matahari terbit. Keindahan matahari terbit dari tempat ini telah tersohor di Jawa Barat. Karenanya saya tak heran beberapa ribu pendaki menyerbu Gunung Papandayan. Awal april tempo hari saja dapat dibuktikan kian lebih 3. 000 pendaki berkunjung ke Gunung Papandayan. Tak diijinkan membangun tenda di lokasi hutan mati ini lantaran terlampau beresiko.


Saya sendiri pilih untuk ngecamp di Pondok Saladah. Terkecuali Tempatnya yang luas seperti tanah lega, juga lebih aman lantaran jauh dari kawah belerang. Diluar itu di Pondok Salada lebih dekat dengan sumber air serta ada juga sarana seperti toilet serta mushola. Saya yang telah kerap datang kesini tak pernah jemu untuk singgah foto-foto di hutan mati atau sebatas lihat indahnya alam ini.

Terkecuali indah, Hutan Mati ini sangatlah merasa kesan romantisnya bila kita ke sini berbarengan orang tercinta. HdG Team Trip Planner & Event Organizer sebagai pendamping wisata memberikan nilai high recommended untuk Hutan Mati Gunung Papandayan dan beberapa spot menarik lainnya di sekitar kawah papandayan ini. Semoga kita bisa tetap menjaga dan melestarikan keindahannya sehingga bisa dinikmati oleh anak cucu kita kelak.

No comments :

Post a Comment